Setelah pada postingan yang lalu saya menjelaskan tentang Pengertian Manusia Purba, sekarang saya akan menjelaskan tentang salah satu Manusia Purba yang ada di Indonesia, yaitu Meganthropus Paleojavanicus. Jika anda belum tau pengertian Manusia Purba yang sebenarnya, anda bisa membacanya di postingan yang judulnya Pengertian Manusia Purba. OK, langsung saja saya mulai pembahasan tentang Meganthropus Paleojavanicus.
Berbagai jenis fosil manusia purba telah ditemukan di Indonesia. Antara lain di Jawa, Sumatra Utara, Aceh, Flores, Sulawesi Selatan Bahkan di Kalimantan Selatan. Namun penemuan fosil manusia banyak terdapat di Pulau Jawa, terutama di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia Antara lain Pithecanthropus Erectus, Homo, dan yang akan saya bahas kali ini, yaitu Meganthropus Paleojavanicus.
Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:
1.
Mega yang artinya adalah
"besar".
2.
Anthropus yang artinya adalah
"manusia".
3.
Paleo yang artinya adalah "paling
tua/tertua".
4.
Javanicus yang artinya adalah
"Jawa".
Jadi Meganthropus Paleojavanicus
artinya adalah "manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau
Jawa". Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua juta tahun
yang lalu. Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki tulang
rahang yang kuat
2.
Tidak memiliki dagu
3.
Menunjukkan ciri-ciri
manusia tetapi lebih mendekati kera.
4.
Berbadan besar dan
tegap
Fosil Meganthropus
Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 di
daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Oleh karena temuan-temuan dari fosil
Meganthropus ini masih sangat sedikit, maka sukar menempatkan dengan pasti
kedudukannya dalam evolusi manusia dan hubungannya dengan Pithecanthropus.
Selesailah postingan ini semoga menambah ilmu dan bermanfaat bagi anda. Lain
kali saya akan posting mengenai manusia purba yang lain.
Meganthropus paleojavanicus
Pengertian
Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang
tertua di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut
ini:
2. Anthropus yang
artinya adalah "manusia".
3. Paleo yang
artinya adalah "paling tua/tertua".
4. Javanicus yang
artinya adalah "Jawa".
Jadi Meganthropus Paleojavanicus
artinya adalah "manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau
Jawa".
Sejarah
Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua
juta tahun yang lalu. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada
tahun 1936 dan berakhir 1941 di Situs Sangiran,
yaitu rahang bawah dan rahang atas.
Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus
palaeojavanicus karena memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Pithecanthropus
erectus (Homo erectus) yang lebih dulu ditemukan di Sangiran.
Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun
1952 berupa rahang bawah.
Meganthropus diperkirakan
hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, di masa Paleolithikum atau Zaman
Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya
yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.
Ciri Ciri :
• Memiliki tulang
rahang yang kuat
• Tidak memiliki dagu
• Menunjukkan
ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera.
• Berbadan besar dan
tegap
• Tonjolan tulang pipi
yang tebal,
• Tonjolan kening
tebal
• Memiliki otot-otot
kuat
• Termasuk sebagai
pemakan tumbuhan
Pola kehidupan
Mereka hidup dengan cara mengumpulkan makanan (food
gathering) makanan mereka utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan
Pithecanthropus dengan badan yang besar.
Budaya
Pada saat itu meganthropus hidup pada zaman
batu tua (Paleolithikum)
Kehidupan manusia purba pada saat itu belum memiliki
tempat tinggal yang tetap atau nomaden.
· Peninggalan
Budaya
Alat-alat batu yang digunakan pada zaman batu tua masih sangat kasar, sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Alat-alat batu ini dibuat dengan cara membenturkan antara batu yang satu dengan yang lainnya. Pecahan batu yang menyerupai bentuk kapak, mereka pergunakan sebagai alat. Berdasarkan nama tempat penemuannya, hasil-hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu : Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
Alat-alat batu yang digunakan pada zaman batu tua masih sangat kasar, sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Alat-alat batu ini dibuat dengan cara membenturkan antara batu yang satu dengan yang lainnya. Pecahan batu yang menyerupai bentuk kapak, mereka pergunakan sebagai alat. Berdasarkan nama tempat penemuannya, hasil-hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu : Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
· Hasil
Kebudayaan yang lainya Zaman batu tua (ringkasan)
- Kebudayaan Pacitan
- Kapak Genggam
- Kapak Perimbas
- Alat serpih (Flake)
- Kebudayaan Ngandong
- Kapak Genggam
- Alat-alat tulang dan tanduk rusa
- Alat serpih (Flake) - Berburu dan mengumpulkan makanan (Hunting and Food Gayhering)
- Kebudayaan Pacitan
- Kapak Genggam
- Kapak Perimbas
- Alat serpih (Flake)
- Kebudayaan Ngandong
- Kapak Genggam
- Alat-alat tulang dan tanduk rusa
- Alat serpih (Flake) - Berburu dan mengumpulkan makanan (Hunting and Food Gayhering)
· Manusia
Pendukung
Berdasarkan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pithecanthropus Erectus. Sedangkan sebagai pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Berdasarkan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pithecanthropus Erectus. Sedangkan sebagai pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
· Kehidupan
Sosial
Berdasarkan penemuan alat-alat Paleolithik, dapat disimpulkan bahwa manusia purba pendukung zaman batu tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Mereka juga hidup dengan menangkap ikan di sungai. Manusia purba pada zaman batu tua hidup berpindah-pindah (nomaden).
Berdasarkan penemuan alat-alat Paleolithik, dapat disimpulkan bahwa manusia purba pendukung zaman batu tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Mereka juga hidup dengan menangkap ikan di sungai. Manusia purba pada zaman batu tua hidup berpindah-pindah (nomaden).
2. Pithecanthropus
Fosil Pithecanthropus merupakan fosil manusia purba yang
paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus berasal dari
Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala,
tetapi makanannya belum dimasak. Pithecanthropus terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a) Pithecanthropus Mojokertensis
tetapi makanannya belum dimasak. Pithecanthropus terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a) Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von
Koenigswald di desa Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur pada
lapisan Pleistosen Bawah. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia
sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta
tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap, mukanya menonjol
ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
b) Pithecanthropus Robustus
b) Pithecanthropus Robustus
Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von
Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal
dari lapisan Pleistosen Bawah. Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis
dengan Pithecanthropus Mojokertensis.
c) Pithecanthropus Erectüs
c) Pithecanthropus Erectüs
Fosil jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa
Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1890 berasal dari lapisan Plestosen
Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu setengah juta tahun yang
lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat
pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak
manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc.
. Homo Sapiens
Jenis kaum homo yang ini telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki Kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara(nomaden). Jenis Kaum Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
- homo Soloensis
- homo sapiens wajakensis
Jenis kaum homo yang ini telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki Kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara(nomaden). Jenis Kaum Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
- homo Soloensis
- homo sapiens wajakensis
- Homo
soloensis
Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di
Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von
Koenigswald pada tahun 1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis
diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Volume otaknya mencapai 1300 cc.
Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Volume otaknya mencapai 1300 cc.
Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar