Rabu, 29 Agustus 2018

Past Perfect Tense


Past Perfect Tense
The past perfect, also called the pluperfect, is a verb tense used to talk about actions that were completed before some point in the past.
We were shocked to discover that someone had graffitied “Tootles was here” on our front door. We were relieved that Tootles had used washable paint.
The past perfect tense is for talking about something that happened before something else. Imagine waking up one morning and stepping outside to grab the newspaper. On your way back in, you notice a mysterious message scrawled across your front door: Tootles was here. When you’re telling this story to your friends later, how would you describe this moment? You might say something like:
I turned back to the house and saw that some someone named Tootles had defaced my front door!
In addition to feeling indignant on your behalf, your friends will also be able to understand that Tootles graffitied the door at some point in the past before the moment this morning when you saw his handiwork, because you used the past perfect tense to describe the misdeed.
The Past Perfect Formula
The formula for the past perfect tense is had + [past participle]. It doesn’t matter if the subject is singular or plural; the formula doesn’t change.
When to Use the Past Perfect
So what’s the difference between past perfect and simple past? When you’re talking about some point in the past and want to reference an event that happened even earlier, using the past perfect allows you to convey the sequence of the events. It’s also clearer and more specific. Consider the difference between these two sentences:
We were relieved that Tootles used washable paint. We were relieved that Tootles had used washable paint.
It’s a subtle difference, but the first sentence doesn’t tie Tootles’s act of using washable paint to any particular moment in time; readers might interpret it as “We were relieved that Tootles was in the habit of using washable paint.” In the second sentence, the past perfect makes it clear that you’re talking about a specific instance of using washable paint.
Another time to use the past perfect is when you are expressing a condition and a result:
If I had woken up earlier this morning, I would have caught Tootles red-handed.
The past perfect is used in the part of the sentence that explains the condition (the if-clause).
Most often, the reason to write a verb in the past perfect tense is to show that it happened before other actions in the same sentence that are described by verbs in the simple past tense. Writing an entire paragraph with every verb in the past perfect tense is unusual.
When Not to Use the Past Perfect
Don’t use the past perfect when you’re not trying to convey some sequence of events. If your friends asked what you did after you discovered the graffiti, they would be confused if you said:
had cleaned it off the door.
They’d likely be wondering what happened next because using the past perfect implies that your action of cleaning the door occurred before something else happened, but you don’t say what that something else is. The “something else” doesn’t always have to be explicitly mentioned, but context needs to make it clear. In this case there’s no context, so the past perfect doesn’t make sense.
How to Make the Past Perfect Negative
Making the past perfect negative is simple! Just insert not between had and [past participle].
We looked for witnesses, but the neighbors had not seen Tootles in the act. If Tootles had not included his own name in the message, we would have no idea who was behind it.
How to Ask a Question
The formula for asking a question in the past perfect tense is had + [subject] + [past participle].
Had Tootles caused trouble in other neighborhoods before he struck ours?
Common Regular Verbs in the Past Perfect Tense
past perfect chart 1
Common Irregular Verbs in the Past Perfect Tense
past perfect chart 2
*The past participle of “to get” is “gotten” in American English. In British English, the past participle is “got.”


TUGAS BAHASA INGGRIS LINTAS MINAT
PAST PERPECT





Nurhasanah
Adelia
Hudori
M. Andrian




SMAN 12 KAB TANGERANG


ZAMAN PRASEJARAH

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQb-7eeh2LSfBtobJXC-_avG0m7hITMgGyuyt9MIuvkZ5vEbk0uTN5ePiWx6pOJfhCCBwz84-VJY_a_WvUVY8piKcNFMiHPxnGzKWXuPqLvg6IAAfmameQbsfvJyzcMZD_DCe_9Ck18c4/s200/images.jpg


 
    Setelah pada postingan yang lalu saya menjelaskan tentang 
Pengertian Manusia Purba, sekarang saya akan menjelaskan tentang salah satu Manusia Purba yang ada di Indonesia, yaitu Meganthropus Paleojavanicus. Jika anda belum tau pengertian Manusia Purba yang sebenarnya, anda bisa membacanya di postingan yang judulnya Pengertian Manusia Purba. OK, langsung saja saya mulai pembahasan tentang Meganthropus Paleojavanicus.

   Berbagai jenis fosil manusia purba telah ditemukan di Indonesia. Antara lain di Jawa, Sumatra Utara, Aceh, Flores, Sulawesi Selatan Bahkan di Kalimantan Selatan. Namun penemuan fosil manusia banyak terdapat di Pulau Jawa, terutama di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia Antara lain Pithecanthropus Erectus, Homo, dan yang akan saya bahas kali ini, yaitu Meganthropus Paleojavanicus.

   Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:
1.   Mega yang artinya adalah "besar".
2.   Anthropus yang artinya adalah "manusia".
3.   Paleo yang artinya adalah "paling tua/tertua".
4.   Javanicus yang artinya adalah "Jawa".
    Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah "manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau Jawa". Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua juta tahun yang lalu. Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus adalah sebagai berikut:
1.   Memiliki tulang rahang yang kuat
2.   Tidak memiliki dagu
3.   Menunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera.
4.   Berbadan besar dan tegap
    Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Oleh karena temuan-temuan dari fosil Meganthropus ini masih sangat sedikit, maka sukar menempatkan dengan pasti kedudukannya dalam evolusi manusia dan hubungannya dengan Pithecanthropus. Selesailah postingan ini semoga menambah ilmu dan bermanfaat bagi anda. Lain kali saya akan posting mengenai manusia purba yang lain.

Meganthropus paleojavanicus
Pengertian
Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3HXi4ucD85xU32Vqc11zB1PEFasyxk8_GjU2x0cUB2DXR08NWkpoFUM1dlW8cLVVK4mAsDo8bzGkSzzpjpwM3u3lEMBIe2_96tCpU9s4Pk5qdUSKuHeCHRHiF1syFONqcHtqBG1TMnnKD/s1600/Meganthropus+Palaeojavanicus.png1.      Mega yang artinya adalah "besar".
2.      Anthropus yang artinya adalah "manusia".
3.      Paleo yang artinya adalah "paling tua/tertua".
4.      Javanicus yang artinya adalah "Jawa".
    Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah "manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau Jawa".
Sejarah
Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua juta tahun yang lalu. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936 dan berakhir 1941 di Situs Sangiran, yaitu rahang bawah dan rahang atas. Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus karena memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Pithecanthropus erectus (Homo erectus) yang lebih dulu ditemukan di Sangiran.
Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun 1952 berupa rahang bawah.
Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, di masa Paleolithikum atau Zaman Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.
Ciri Ciri :
•      Memiliki tulang rahang yang kuat
•      Tidak memiliki dagu
•      Menunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera.
•      Berbadan besar dan tegap
•      Tonjolan tulang pipi yang tebal,
•      Tonjolan kening tebal
•      Memiliki otot-otot kuat
•      Termasuk sebagai pemakan tumbuhan
Pola kehidupan
Mereka hidup dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) makanan mereka utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yang besar.
     Budaya
Pada saat itu meganthropus hidup pada zaman batu tua (Paleolithikum) 
Kehidupan manusia purba pada saat itu belum memiliki tempat tinggal yang tetap atau nomaden.
·         Peninggalan Budaya
Alat-alat batu yang digunakan pada zaman batu tua masih sangat kasar, sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Alat-alat batu ini dibuat dengan cara membenturkan antara batu yang satu dengan yang lainnya. Pecahan batu yang menyerupai bentuk kapak, mereka pergunakan sebagai alat. Berdasarkan nama tempat penemuannya, hasil-hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu : Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
·         Hasil Kebudayaan yang lainya Zaman batu tua (ringkasan)
-    Kebudayaan Pacitan
-    Kapak Genggam
-    Kapak Perimbas
-    Alat serpih (Flake)
-    Kebudayaan Ngandong
-    Kapak Genggam
-    Alat-alat tulang dan tanduk rusa
-    Alat serpih (Flake)    -    Berburu dan mengumpulkan makanan (Hunting and Food Gayhering)
·         Manusia Pendukung
Berdasarkan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pithecanthropus Erectus. Sedangkan sebagai pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
·         Kehidupan Sosial
Berdasarkan penemuan alat-alat Paleolithik, dapat disimpulkan bahwa manusia purba pendukung zaman batu tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Mereka juga hidup dengan menangkap ikan di sungai. Manusia purba pada zaman batu tua hidup berpindah-pindah (nomaden).
2. Pithecanthropus
  http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSr2I6D9Im_geJQRjtnFL75hqYISS2hdm5LMQSa70ITSQvEeg8&t=1&usg=__5zVx3dbtwysT7q7WFmfZyxofryg=
Fosil Pithecanthropus merupakan fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala,
tetapi makanannya belum dimasak. Pithecanthropus terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a) Pithecanthropus Mojokertensis
  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg39AwYTyRukzxRmoGFpAQErd9DAn_YvPlc5_OGZfLnGHm4HFx6JoD54qaFkH38kdAmZFHY_5C117e5ev6Nfmzs95Dhn-WMaNhrwvJF4MaD2TwT8yIOIN5oc1VL4MlMBIz399CDAq6VgRo/s320/bpurba.jpg
Fosil Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur pada lapisan Pleistosen Bawah. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.

b) Pithecanthropus Robustus
  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqEGkRFWAjlQ0P0exRX2Fm9YgwykZkQbV675ih_sFZJXq5yLTGAPzOvRmd79Nxp91YDFlIg4ITrqBogxq8xkB6Be4vvKRifcJTqBzSa8kYVJQ6bQypaW_337HYmalM4cZzBPjKnBd3zRk/s400/manusia_purba_Pithecanthropus_Erectus.jpg
Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

c) Pithecanthropus Erectüs
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY1wH_GRnO3MKha_1-XgK34yoz7kKvleMTDj7F2R-q9iDxZZwhd1ba0BecPv0UGWsB6SgNsOILMOxNvsCryT_gDgxHXAwVXUph-cTkpn1h4QAl_8kC92txPIenvrO1bPsiisJmG-21pVxu/s1600/sangiran171.jpg
Fosil jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1890 berasal dari lapisan Plestosen Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc.
. Homo Sapiens
  
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSps3CCL3R2fQvXx04H6iaspfBgyepvvHAMTIS8g4iJrhRuUAk&t=1&usg=__WmSEZtO4kqPMNomAgqlXm_3bNGU=
Jenis kaum homo yang ini telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki Kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara(nomaden). Jenis Kaum Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
- homo Soloensis
- homo sapiens wajakensis
  • Homo soloensis
  http://www.joglosemar.co.id/solo/homoslo.gif
Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Volume otaknya mencapai 1300 cc.

Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.

Senin, 22 Januari 2018

corak hidup pada masa pra sejarah

Menurut KI HAJAR DEWANTARA merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil cipta,karya dan karsa (perasaan atau karakter) manusia
CLYDE KLUK CHOCN menambahkan kebudayaan itu memiliki tujuh unsur yang sifat nya Universal kebudayaan tersebut yang dimaksud adalah :
1.     Masa Berburu dan Meramu (Food Gathering)/Mengumpulkan Makanan
a)     Kehidupan Sosial
1. Pada masyarakat food gathering, mereka sangat menggantungkan diri pada alam. Dimana daerah yang mereka tempati harus dapat memberikan persediaan yang cukup untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu mereka selalu berpindah-pindah.
Sebab mereka hidup berpindah-pindah adalah sebagai berikut:
a.      Binatang buruan dan umbi-umbian semakin berkurang di tempat yang mereka diami.
b.      Musim kemarau menyebabkan binatang buruan berpindah tempat untuk mencari sumber air yang lebih baik.
c.       Mereka berusaha menemukan tempat dimana kebutuhan mereka tersedia lebih banyak dan mudah diperoleh.
2. Mereka masih hidup mengembara. Tempat tinggal sementara di gua-gua. Ada pula kelompok yang tinggal di daerah pantai
3. Mencari makanan berupa binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau danau. Mereka mencari kerang sebagai makanannya.
4. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan pergerakan dalam mengikuti binatang buruan atau mengumpulkan makanan.
5. Dalam kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas kerja, laki-laki pada umumnya melakukan perburuan. Sementara itu, para wanita mengumpulkan bahan makanan seperti buah-buahan dan merawat anak. Mereka yang memilih dan meramu makanan yang akan di makan.
6. Hubungan antar anggota sangat erat, mereka bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari serangan kelompok lain ataupun dari binatang buas.
7. Populasi pertumbuhan penduduk sangat kecil karena situasi yang berat, dengan peralatan yang masih sangat primitif membuat mereka tidak dapat selamat dari berbagai bahaya.
b)      Kehidupan Budaya
1. Dengan peralatan yang masih sangat sederhana, mula-mula bisa membuat rakit, lama kelamaan mereka membuat perahu.
2. Mereka belum mampu membuat gerabah, oleh karena itu, mereka belum mengenal cara memasak makanan, salah satunya yaitu dengan cara membakar.
3. Mereka sudah mengenal perhiasan yang sanagat primitif yaitu dengan cara merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
4. Untuk mencukupi kebutuhan hiudup mereka membuat alat-alat dari batu, tulang, dan kayu.
5. Pada masa itu mereka memilih untuk tinggal di gua-gua, dari tempat tersebut ditemukan peninggalan berupa alat-alat kehidupan yang digunakan pada masa itu, seperti:
–   Kapak perimbas, Kapak Penetak, Kapak genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-alat dari tulang, dll.
c)   Teknologi
Teknologi masa  food gathering  masih sangat rendah. Hampir semua alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana sekedar untuk membantu pekerjaan mereka.
2.     Masa Bercocok Tanam (Food Producing) danBeternak
a)     Kehidupan Sosial
1.   Kehidupan bercocok tanamnya dikenal dengan berhuma, yaitu teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya. Setelah tanah tidak subur maka mereka akan berpindah ke tempat lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya mulai menetapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan
2.  Telah tinggal menetap di suatu tempat, mereka tinggal di sekitar huma tersebut, dengan cara bercocok tanam dan memelihara hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah hidup menetap Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia telah dapat menguasai alam lingkungan.
3.  Dengan hidup menetap, merupakan titik awal dan perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Dengan hidup menetap, akal pikiran manusia mulai berkembang dan mengerti akan perubahan-perubahan hidup yang terjadi.
4.  Jumlah anggota kelompoknya semakin besar sehingga membuat kelompok-kelompok perkampungan, meskipun mereka masih sering berpindah-pindah tempat tinggal.
5.   Populasi penduduk meningkat, usia rata-rata manusia masa ini 35 tahun.
6.  Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh karena itu di buat peraturan, untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat.
7.  Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa, kuat, dan disegani untuk mengatur para anggotanya.
8. Mereka hidup bergotong royong, sehingga mereka saling melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
b)      Kehidupan Budaya
1.  Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
2.  Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang
3.  Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam:
Beliung Persegi, Kapak Lonjong, Mata panah, Gerabah, Perhiasan, Bangunan Megalitikum seperti menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, arca.
c)   Teknologi
Pada masa bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada masa ini terjadi revolusi secara besar-besaran dalam peradaban manusia yaitu dari kehidupan food gatheringmenjadi food producing. Sehingga terjadi perubahan yang sangat mendalam dan meluas dalam seluruh penghidupan umat manusia.
3.     MASA PERTANIAN
Ketika ditemukan tanaman padi maka sistem pertanian menjadi semakin meningkat dan berkembang menjadi sistem persawahan. Mereka juga mulai memelihara binatang ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
a)     Kehidupan Sosial
1. Bertani adalah mata pencahariannya. Mulai membudidayaakan tanaman dan hewan peliharaan tertentu seperti membudidayakan tanaman padi dan memelihara kerbau sebagai hewan ternak;
2. Mereka sudah berladang/ bersawah, dalam bekerja mereka melakukan secara bersama-bersama/ secara gotong royong. Dengan alat pendukung kapak perunggu yang berfungsi sebagai pacul;
3. Untuk mengisi waktu menunggu musim panen tiba mereka membuat anyaman dari bambu/ rotan;
4. Mendiami tempat-tempat kecil dengan tujuan untuk menghindari serangan binatang buas;
5. Mulai mendirikan rumah sebagai tempat berteduh dengan cara bergotong-royong yang disertai dengan upacara tradisional. Mulai menetap dalam waktu yang cukup lama. Mereka sudah mengenal pertukangan dengan alat pendukung berupa kapak beliung yang berfungsi sebagai alat pemotong kayu. Dengan alat-alat tersebut digunakan untuk mendirikan rumah dengan cara gotong-royong pula;
6.  Muncul ikatan sosial antara masyarakat dan keluarga;
7.  Muncul struktur kepemimpinan di kampung;
8.   Mulai digunakan bahasa sebagai alat komunikasi;
9. Mereka telah memiliki aturan dalam kehidupan masyarakat guna ketertiban dan rapinya kerjasama dengan cara pembagian kerja;
10. Mereka memiliki kebiasaan untuk menyelenggarakan upacara secara teratur yang melibatkan orang lain.
b)  Kehidupan Budaya dan Teknologi
1. Mereka sudah menetap, dan tinggal di rumah-rumah, membentuk perkampungan dan hidup sebagai petani;
2. Mereka telah mengenal musim sehingga dapat dipastikan mereka telah menguasai ilmu perbintangan (ilmu falak);
3. Mereka telah menggunakan alat-alat kehidupan yang halus seperti kapak persegi, dan kapak lonjong, selain itu juga menggunakan kapak perunggu, nekara, gerabah serta benda-benda megalitik;
4. Alat-alat yang dibuat dari batu, seperti kapak batu halus dengan beragai ukuran kapak batu dengan ukuran kecil yang indah digunakan sebagai mas kawin, alat penukar, atau alat upacara;
5. Kapak-kapak dari logam berupa perunggu memunculkan budaya megalitik berupa menhir, dolmen, punden berundak, pandhusa, dll;
6. Alat-alat yang dibuat dari tanah liat sangat berhubungan erat dengan adanya proses kimia, yaitu proses pencampuran tanah liat, penjemuran, dan teknik-teknik pembakarannya. Gerabah sudah dibuat dengan warna-warni dan dengan hiasan yang beraneka ragam. Seperti hiasan dari anyaman kain yang menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah mengenal tulisan.
4.  MASA PERUNDAGIAN
a)     Kehidupan Sosial
1. Jumlah penduduk semakin bertambah. Kepadatan penduduk bertambah, pertanian dan peternakan semakin maju, mereka memiliki pengalaman dalam bertani dan berternak mereka mengenal cara bercocok tanam yang sederhana;
2. Mereka memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan musim, mereka mulai dapat memperkirakan peristiwa alam dan memperhitungkan musim tanam dan musim panen;
3. Dengan diterapkan sistem persawahan maka pembagian waktu dan kerja semakin diketatkan;
4. Dalam masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan golongan yang terampil untuk melakukan perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun benda logam. Pertanian tetap menjadi usaha utama masyarakat;
5. Dari segi sosial, kehidupan masyarakat zaman ini semakin teratur. Contohnya : ada pembagian kerja yang baik berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu;
6. Pembagian kerja semakin komplek dimana perempuan tidak hanya bekerja di rumah tetapi juga berdagang di pasar.
b)   Kehidupan Budaya
1. Masyarakat zaman ini telah menunjukkan tingkat budaya yang tinggi terlihat dari berbagai bentuk benda seni dan upacara yang ditemukan menunjukkan keterampilan masyarakat perundagian yang tinggi;
2. Zaman ini ditandai dengan pesatnya kemampuan membuat alat-alat akibat perkembangan teknologi. Mereka menemukan teknologi peleburan biji logam. Oleh karena itu, semakin banyak manusia yang menggunakan logam untuk memenuhi perkakas hidupnya;
3. Pada zaman perunggu, orang dapat memperoleh jenis logam yang lebih keras daripada tembaga, sebab perunggu merupakan logam campuran dari tembaga dan timah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan manusia pada zaman ini jauh lebih tinggi. Terbukti masyarakatnya sudah mengenal teknologi peleburan dan pencampuran logam.;
4. Pada zaman besi, manusia telah menemukan logam yang jauh lebih keras lagi dimana harus dileburkan pada titik lebur yang cukup tinggi. Sehingga alat-alat pada zaman ini telah lebih sempurna daripada sebelumnya. Kemampuan membuat benda-benada jauh lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Teknologi peleburan logam yang digunakan adalah dengan sistem pemanasan, pencetakan logam, pencampuran logam dan penempaan logam;
5. Pada zaman Perundagian peralatan gerabah masih ditemukan dengan teknologi yang semakin maju. Hal ini menunjukkan bahwa peranan alat-alat dari gerabah tersebut tidak dapat digantikan dengan mudah oleh alat-alat dari dari logam.
c) Teknologi
1.  Teknologi dapat dilihat dari pembuatan alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi teknologi tersebut terlihat pada masa penggunaan alat-alat dari logam. Hal ini disebabkan karena teknik yang digunakan untuk membuat alat-alat dari logam tersebut diadopsi dari teknik membuat logam di daratan Cina;
2.  Logam digunakan sebab penggunaan alat bercocok tanam dari logam lebih efisien selain itu memiliki nilai artistik yang lebih tinggi jika dibandingkan alat-alat dari batu;
3.  Zaman logam disebut juga zaman perundagian dimana masyarakat telah mampu membuat peralatan dengan teknologi sederhana dengan bahan baku logam;
4.  Teknik yang digunakan pada masa itu adalah teknik a cire perdue. Caranya sebagai berikut :
1.      Benda yang hendak dibuat, terlebih dulu dibuat dari lilin lengkap dengan segala bagiannya;
2.      Model lilin tersebut kemudian ditutup dengan tanah;
3.      Dengan cara dipanaskan maka tanah tersebut akan menjadi keras, sedangkan lilinnya akan cair dan mengalir keluar dari lubang yang ada dalam selubung;
4.      Jika lilin telah habis maka logam cair dapat dituang ke tempat lilin tadi;
5.      Setelah dingin, selubung tanah dipecah dan jadilah benda yang kita kehendakai yang terbuat dari logam.
Budaya Masa Pra-Sejarah Indonesia
 Berbicara perkara kehidupan manusia, khususnya dalam arena prasejarah, tentu tidak akan terlepas dari perkara yang lain yaitu lingkungan alam dan budaya. Aspek lingkungan ini merupakan salah satu unsur penting pembentuk suatu budaya masyarakat. Manusia masa prasejarah masih sangat menggantungkan hidupnya pada alarn, oleh karena itu hubungan yang begitu dekat antara manusia dengan lingkungan membawa konsekuensi bahwa manusia hams senantiasa beradaptasi dengan lingkungan yang ditempati, salah satunya tercermin dari hasil budaya. Untuk mendapatkan penjelasan tentang kehidupan manusia masa prasejarah maka perlu mengintegrasikan antara tinggalan manusia, tinggalan budaya, dan lingkungan alamnya. Dengan demikian studi tentang hubungan antara manusia, budaya, dan lingkungan alam masa prasejarah merupakan topik yang tetap aktual menarik, dan perlu dikembangkan dalam disiplin ilmu arkeologi. Nilai-nilai budaya masa prasejarah artinya, konsep-konsep umum tentang masalah-masalah dasar yang sangat penting dan bernilai bagi kehidupan masyarakat prasejarah di Indonesia. Konsep-konsep umum dan penting itu hingga kini masih tersebar luas di kalangan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai budaya masa prasejarah Indonesia itu masih terlihat dalam bentuk kegiatan-kegiatan berikut:
1. Mengenal Astronomi
Pengetahuan tentang astronomi sangat penting dalam kehidupan mereka terutama pada saat berlayar waktu malam hari. Astronomi juga, penting artinya dalam menentukan musim untuk keperluan pertanian.
2. Mengatur Masyarakat
Dalam kehidupan kelompok masyarakat yang sudah menetap diperlukan adanya aturan-aturan dalam masyarakat. Pada masyarakat dari desa-desa kuno di Indonesia telah memiliki aturan kehidupan yang demokratis. Hal ini dapat ditunjukkan dalam musyawarah dan mufakat memilih seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang dipilih itu diharapkan dapat melindungi masyarakat dari gangguan masyarakat luar maupun roh jahat dan dapat mengatur masyarakat dengan baik. Bila seorang pemimpin meninggal, makamnya dipuja oleh penduduk daerah itu.
3. Sistem Macapat
Sistem macapat ini merupakan salah satu butir dari 10 butir penelitian J.L.A. Brandes tentang keadaan Indonesia menjelang berakhirnya zaman prasejarah. Sistem macapat merupakan suatu tatacara yang didasarkan pada jumlah empat dan pusat pemerintah terletak di tengah-tengah wilayah yang dikuasainya. Pada pusat pemerintahan terdapat tanah lapang (alun-alun) dan di empat penjuru terdapat bangunan-bangunan yang penting seperti keraton, tempat pemujaan, pasar, penjara. Susunan seperti itu masih banyak ditemukan pada kota-kota lama.
4. Kesenian Wayang
Munculnya kesenian wayang berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Jenis wayang yang dipertunjukkan adalah wayang kulit, wayang orang dan wayang golek (boneka). Cerita dalam pertunjukkan wayang mengambil tema tentang kehidupan pada masa itu dan setelah mendapat pengaruh bangsa Hindu muncul cerita Mahabarata dan Ramayana.
5. Seni Gamelan
Seni gamelan digunakan untuk mengiringi pertunjukkan wayang dan dapat mengiringi pelaksanaan upacara.
6. Seni Membatik
Seni membatik merupakan kerajinan untuk menghiasi kain dengan menggunakan alat yang disebut canting. Hiasan gambar yang diambil sebagian besar berasal dari alam lingkungan tempat tinggalnya. Di samping itu ada seni menenun dengan beraneka ragam corak.
7. Seni Logam
Seni membuat barang-barang dari logam menggunakan teknik a Cire Perdue. Teknik a Cire Perdueadalah cara membuat barangbarang dari logam dengan terlebih dulu membentuk tempat untuk mencetak logam sesuai dengan benda yang dibutuhkan. Tempat untuk mencetak logam sesuai dengan benda yang dibutuhkan. Tempat untuk mencetak logam itu ada yang terbuat dari batu, tanah liat, dan sebagainya. Pada tempat cetakan itu dituang logam yang sudah dicairkan dan setelah dingin cetakan itu dipecahkan, sehingga terbentuk benda yang dibutuhkannya. Barang-barang logam yang ditemukan sebagian besar terbuat dari perunggu.


Peninggalan masa prasejarah
Peninggalan masa prasejarah Nusantara diketahui dari berbagai temuan-temuan coretan/lukisan di dinding gua atau ceruk di tebing-tebing serta dari penggalian-penggalian pada situs-situs purbakala















TUGAS SEJARAH
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL-HASIL BUDAYA
 MANUSIA MASA PRAAKSARA




Disusun oleh kelompok
Reni anggraini
Mahlail Matusala
Bayu Bimansyah
Erik Munfahir






SMAN 12 KAB TANGERANG


Sabtu, 20 Januari 2018

pasar modal

PASAR MODAL

 A.    PENGERTIAN PASAR MODAL
Dalam arti sempit, pasar modal dapat diartikan sebagai suatu pasar yang diperuntukkan untuk memperdagangkan saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
Pasar modal ( Capital Market ) meruakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun moda sendiri.
Di dalam Undang – Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Dengan kata lain, pasar modal adalah tempat bertemunya antar penawaran dan permintaan surat berharga.
B.     FUNGSI PASAR MODAL
Pasar Modal memiliki beberapa fungsi diantaranya:
  1. Sebagai alternative berinvestasi,
  2. Sebagai dana jangka panjang,
  3. Sebagai alat untuk melakukan divestasi,
  4. Sebagai alat restrukturisasi modal perusahaan.
C.    MANFAAT PASAR MODAL
Selain memiliki fungsi, pasar modal juga memiliki beberapa manfaat, yaitu:
  1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien,
  2. Pasar modal sebagai alternative investasi,
  3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perushaaan yang sehat, berprospek baik,
  4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan transparan,
  5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

D.    INSTRUMEN PASAR MODAL
Terdapat lima instrument pasar modal, yaitu:
1.      Saham
Serifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Keuntungan atas saham disebut deviden.
2.      Obligasi
Surat yang menyatakan bahwa pemilik surat tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.
3.      Bukti Right ( Right Issue )
Surat berharga yang memberikan hak bagi investor unuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten.
4.      Waran
Hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan.
5.      Reksadana
Sekumpulan saham, obligasi serta efek lain yang dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi yang professional.
E.     PELAKU PASAR MODAL
Para pelaku pasar modal ini ada 5 (enam) pihak, yaitu:
1.       Emiten
Badan usaha (perseroan terbatas) yang menerbitkan saham untuk menambah modal, atau menerbitkan obligasi untuk mendapatkan utang dari para investor di Bursa Efek.
2.       Perantara Emisi
Perantara emisi meliputi 3 (tiga) pihak, yaitu:
  • Penjamin Emisi (underwriter) perusahaan perantara yang menjamin penjualan emisi, dalam arti, jika saham atau obligasi belum laku, penjamin emisi wajib membeli agar kebutuhan dana yang diperlukan emiten terpenuhi sesuai rencana,
  • Akuntan Publik, yaitu pihak yang berfungsi memeriksa kondisi keuangan emiten dan memberikan pendapat apakah laporan keuangan yang telah dikeluarkan oleh emiten wajar atau tidak,
  • Perusahaan Penilai (appraisal), yaitu perusahaan yang berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap emiten, apakah nilai aktiva emiten wajar atau tidak.
3.       Perusahaan Bursa Efek
Tempat diselenggarakannya kegiatan perdagangan efek pasar modal yang didirikan oleh suatu badan usaha. Di Indonesia terdapat dua Bursa Efek, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang dikelola PT Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang dikelola oleh PT Bursa Efek Surabaya.
4.       Perantara Perdagangan Efek
Makelar (pialang/broker) dan komisioner yang hanya lewat kedua lembaga itulah efek dalam bursa boleh ditransaksikan. Makelar adalah perusahaan pialang (broker) yang melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan orang lain dengan memperoleh imbalan. Adapun komisioner adalah pihak yang melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan sendiri atau untuk orang lain dengan memperoleh imbalan.
5.       Investor
Pihak yang menanamkan modalnya dalam bentuk efek di bursa efek dengan membeli atau menjual kembali efek tersebut (Junaedi, 1990; Muttaqin, 2003; Syahatah & Fayyadh, 2004).
 F.     LEMBAGA YANG TERLIBAT DALAM PASAR MODAL
1.       Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM)
Badan Pelaksana Pasar Modal, yaitu badan yang mengatur dan mengawasi jalannya pasar modal, termasuk mencoret emiten (delisting) dari lantai bursa dan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar peraturan pasar modal. Di Indonesia Badan Pelaksana Pasar Modal adalah BAPEPAM (Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal) yang merupakan lembaga pemerintah di bawah Menteri Keuangan. BAPEPAM mempunyai tugas antara lain :
  • Mengadakan penilaian terhadap perusahaan yang akan go public
  • Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien
  • Mengikuti perkembangan emiten dan melindungi kepentingan pemodal
  • Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bursa efek dan lembaga penunjang
  • Memberikan pendapat dan masukan kepada Menteri Keuangan tentang pasar modal
  • Menentukan prodsedur penjualan efek.
2.       Lembaga Penunjang Pasar Modal
Selain BAPEPAM ada lembaga penunjang dalam pasar modal, diantaranya:
  • Biro Administrasi Efek (BAE), Melaksanakan kegiatan administrasi bagi emiten  (registrasi, pembayaran deviden, pemecahan surat  kolektif saham, dll).
  • Bank Kustodian, Melaksanakan penyimpanan dan pengamanan fisik dokumen efek.
  • Wali Amanat, Pihak yang dipercaya mewakili kepentingan penjual  obligasi dan sekuritas / saham.
  • Penasehat Investasi, Institusi yang memberikan nasehat investasi.
  • Pemeringkat Efek, Melaksanakan fungsi dalam memberikan opini yang independen tentang risiko suatu efek.
G.    SEJARAH PASAR MODAL
14 Desember 1912      Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.
1914 – 1918                Bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
1925 – 1942                Bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersamaan dengan bursa efek di Semarang dan Surabaya.
Awal Tahun 1939       Karena isu politik ( Perang Dunia II ), bursa efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
1942 – 1952                Bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.
1952                            Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan Undang Undang Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman ( Lukaman Wiradinata ) dan Menteri Keuangan ( Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo ). Instrumen yang diperdagangkan adalah Obligasi pemerintah RI ( 1950 ).
1956                            Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin tidak aktif.
1956 – 1977                Perdagangan di bursa efek vakum.
10 Agustus 1977         Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM ( Badan Pelaksana Pasar Modal ). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan Go Pubic PT. Semen Cibinong sebagi emiten pertama.
1977 – 1987                Perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrument perbankan dibandingkan dengan instrument pasar modal.
1987                            Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 ( PAKDES 1987 ) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing diizinkan menanamkan modal di Indonesia.
1988 – 1990                Paket diregulasi dibidang Perbankan dan pasar mdal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
2 Juni 1988                  Bursa Paralel Indonesia ( BPI ) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek ( PPUE ), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988           Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1988 ( PAKDES 1988 ) yang memerikan kemudahan perusahaan untuk Go Public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
16 Juni 1989                Bursa Efek Surabaya ( BES ) mulai beroperasi dan dikelola perseroan terbatas milik swasta, yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.
13 Juli 1992                 Swastanisasi Bursa Efek Jakarta ( BEJ ). BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
22 Mei 1995                Sistem otomatis perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS ( Jakarta Automated Trading Systems ).
10 November 1995     Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. UU No. 8 / 1995 ini mulai diberlakukan Januari 1996.
1995                            Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
2000                            Sistem perdagangan tanpa warkat ( Scripless Trading ) mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia.
2002                            BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jara jauuh ( remote trading ).
2007                            Penggabungan Bursa Efek Surabya ( BES ) ke Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) dan dinamakan Bursa Efek Indonesia ( BEI ).
H.    PROSEDUR EMISI
Bagi perusahaan yang akan melakukan emisi baik saham maupun obligasi di pasar modal harus memenuhi persyaratan dan prosedur yang berlaku serta telah ditetapkan di pasar modal. Mulai dari persyaratan emisi sampai ke tangan investor. Kemudian dilanjutkan dengan penjualan dan pembelian saham dan obligasi di Pasar Perdana ( Primer ) sampai di Pasar Sekunder.
Adapun prosedur dan tahapan emisi adalah sebagai berikut:
  1. 1.      Tahapan Emisi
  2. Tahapan Persiapan, tahap pertama bagi perusahaan yang akan mencari modal di Pasar Modal adalah melakukan RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham ). Di dalam RUPS yang dihadiri oleh para emegang saham akan dibicarakan:
  • Tujuan mencari modal di Pasar Modal,
  • Jenis modal yang diinginkan,
  • Jumlah modal yang dibutuhkan,
  • Dan lain – lain yang berkaitan dengan emisi.
  1. Penyampaian Letter Of Intent, Hasil rapat yang telah disetujui dalam RUPS dituangkan dalam surat. Kemudian diajukan ke BAPEPAM sebagai wujud akan menerbitkan efek di Pasar Modal. Penyampaian Letter Of Intent meliputi:
  • Pernyataan untuk emisi,
  • Jenis efek,
  • Nominal efek,
  • Waktu emisi,
  • Tujuan dan penggunaan dana emisi,
  • Data – data mengenai perusahaan,
  • Nama dan alamat bank yang menjadi relasi, nootaris, akuntan, dan penasehat hukum.
  1. Penyampaian Pernyataan Pendaftaran, langkah selanjutnya setelah penyampaian Letter Of Intent adalah penyampaian pernyataan pendaftaran yang memuat informasi – informasi antara lain:
  • Data tentang manajemen dan komisaris,
  • Data tentang struktur modal,
  • Kegiatan usaha emiten,
  • Rencana emisi,
  • Penjamin pelaksana emisi.
  1. Evaluasi Oleh BAPEPAM, apabila seuruh dokumen yang dipersyartkan telah dipenuhi maka BAPEPAM akan melakukan evaluasi terhadap dokumen dokumen yang telah disampaikan. Evaluasi oleh BAPEPAM meliputi kelengkapan dokumen. Kelengkapan dokumen harus ada dan dikatakan lengkap antara lain meliputi:
  • Pernyataan pendaftaran,
  • Anggaran dasar perusahaan,
  • Laporan keuangan,
  • Jenis Surat perjanjian yang telah dibuat dengan penjamin emisi, dealer, wali amanat, penanggung dan perjanjian lainnya,
  • Surat pendapatan dari segi hukum,
  • Laporan dari perusahaan penilai,
  • Jadwal waktu emisi dari penjamin emisi,
  • Laporan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh penjamin emisi,
  • Surat pernyataan dari akuntan ( Comfort Letter )
  • Surat pernyataan dari manajemen,
  • Draft prospectus
Penelaahan Dokumen antara lain:
  • Terhadap laporan keuangan,
  • Terhadap Comfort Letter,
  • Terhadap seluruh bentuk dan isi dokumen lainnya.
Khusus untuk prospectus penelaahan harus meliputi kelengkapan informasi yang akan diberikan kepada masyarakat umum. Informasi yang harus ada didalamnya antara lain:
  • Penjelasan umum mengenai penawaran saham atau obligasi,
  • Tujuan penawaran umum,
  • Rencana penggunan dana,
  • Sejarah perusahaan,
  • Usaha – usaha perusahaan,
  • Prospek usaha,
  • Factor – factor resiko usaha,
  • Ikhtisar keuangan perusahaan,
  • Struktur permodalan,
  • Kebijakan deviden,
  • Pegurus dan pengawas,
  • Penjamin emisi,
  • Lembaga – lembaga penunjang
  • Laporan dari para penilai,
  • Pendapat dari segi hukum,
  • Laporan akuntan public,
  • Anggaran dasar perseroan,
  • Persyaratan pemesanan,
  • Masalah perpajakan,
  • Penyebarluasan prospectus,
  • Formulir pemesanan.
Jika sudah memenuhi persyaratan maka diajukan ke langkah selanjutnya, namun apabila belum maka diminta untuk melengkapinya atau dapat pula ditolak apabila tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  1. Dengar Pendapat Terbuka, setelah persyaratan dilengkapi oleh perusahaan yang akan melakuukan emisi maka langkah selanjutnya adalah mengadakan debat terbuka. Debat Terbuka diikuti oleh:
  • BAPEPAM
  • Perusahaan yang bersangkutan,
  • Serta lembaga – lembaga terkait lainnya.
Tujuan debat terbuka adalah untuk mendapatkan informasi langsung dari pihak yang akan melakukan emisi.

2.      Persyaratan Emisi
Izin registrasi dan Listing diberikan oleh BAPEPAM setelah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah registrasi di BAPEPAM, Emiten harus Listing di Bursa paling lambat 90 hari setelah izin registrasi dikeluarkan.
I.       PASAR PERDANA (PRIMARY MARKET)
Penawaran efek setelah pemberian izin emisi sampai dengan pencatatan di bursa disebut Pasar Perdana ( Primary Market ).
Penawaran efek di pasar perdana memiliki beberapa tahap persyaratan yang harus dilalui dan dipenuhi. Adapun tahap – tahap penawaran efek di pasar perdana, yaitu:
1.      Pengumunan dan Pendistribusian Prospektus
Pengumuman dan pendistribusian prospectus kepada calon peminat dimaksudkan agar calon pembeli mengetahui kehendak emiten dan mempelajari tawaran dari emiten dari prospectus yang disebarluaskan. Informasi yang harus ada dalam prospectus minimum adalah sebagi berikut:
  • Tujuan penawaran umum,
  • Susunan direksi dan komisaris,
  • Masa penawaran,
  • Tanggal penjatahan,
  • Tanggal pengembalian,
  • Tanggal pencatatan di bursa,
  • Harga saham atau obligasi,
  • Penjamin emisi,
  • Laporan keuangan ringkas,
  • Bidang usaha emiten,
  • Nomor dan tanggal emisi,
  • Struktur permodalan emiten.
 2.      Masa Penawaran
Masa penawaran dilakukan setelah penyebarluasan prospectus. Jangka waktu minimum 3 hari kerja dan jangka waktu antara pemberian izin emisi dengan pada saat pencatatan di bursa ditetapkan maksimum 90 hari. Investor yang akan memesan efek dilakukan pada masa penawaran dengan cara mengisi formulir pesanan yang telah disediakan. Formulir pesanan juga hendaknya memuat informasi yang jelas tentang:
  • Harga saham atau obligasi,
  • Jumlah saham atau obligasi yang dipesan,
  • Identitas pemesan,
  • Tanggal penjatahan dan pengembalian dana jumlah uang yang dibayarkan,NGGAL
  • Agen penjual yang dihubungi,
  • Tata cara pemesanan.
 3.       Masa Penjatahan
Jika semua telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan penjatahan. Penjatahan dilakukan apabila jumlah yang dipesan oleh investor melebihi jumlah yang disediakan emiten. Masa penjatahan dihitung 12 hari kerja setelah mulai berakhirnya masa penawaran.
4.      Masa Pengembalian
Apabila jumlah yang dipesan oleh investor tidak dapat dipenuhi, maka emiten harus mengembalikan dana yang tidak dapat dipenuhinya. Batas waktu maksimal 4 hari terhitung mulai berakhirnya masa penjatahan
5.      Penyerahan Efek
Bagi investor yang sudah memeroleh kepastian memperoleh efek maka tinggal menunggu penyerahan efek. Penyerahan efek dilakukan oleh penjamin emisi sesuai pesanan investor melalui agen penjual. Maksimum masa penyerahan efek 12 hari kerja terhitung mulai tanggal berakhirnya masa penjatahan.
6.      Pencatatan Efek di Bursa
Setelah semua proses dilakukan maka efek dicatat di Bursa efek. Pencatatan efek merupakan proses akhir emisi efek di Pasar Perdana dan secara resmi dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder.
J.      PASAR SEKUNDER (SECONDARY MARKET)
Pasar Sekunder dimulai setelah berakhirnya masa pencatatan di Pasar Perdana. Dalam pasar sekunder perdagangan efek terjadi antara pemegang saham dengan calon pemegang saham. Uang yang diputar di pasar sekunder tidak lagi masuk ke perusahaan yang menerbitkan efek akan tetapi berindah tangan dari satu pemegang ke pemegang saham lainnya.
Bagi pemegang saham yang tujuan utamanya adalah untuk berdagang, maka begitu berakhirnya pasar perdana dibuka dan dibukanya pasar sekunder dapat menjual kembali sahamnya apabila harga meningkat.
SUMBER:
  1. Buku Pintar Pelajar ( Drs. Joko Untoro dan tim Guru Indonesia ). Penerbit : Agromedia Pustaka.
  2. Buku Pintar Hukum dan Bisnis Pasar Modal ( Iswi hariyani, Ir. R. serfianto ). Penerbit: Visimedia.
  3. Ekonomi dan Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi ( Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyaningsih ). Penerbit: PT. Grafindo Media Pratama.
  4. 4.      http://diahretnowati2010.files.wordpress.com/2010/10/pasarmodal.doc















TUGAS EKONOMI
PASAR MODAL




Description: C:\Users\NORA COPY\Downloads\download.png

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
IPS 6











SMAN 12 KAB. TANGERANG