Menurut KI HAJAR
DEWANTARA merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil cipta,karya dan karsa
(perasaan atau karakter) manusia
CLYDE KLUK CHOCN menambahkan kebudayaan itu memiliki tujuh unsur yang sifat nya
Universal kebudayaan tersebut yang dimaksud adalah :
1. Masa
Berburu dan Meramu (Food Gathering)/Mengumpulkan Makanan
a) Kehidupan Sosial
1. Pada masyarakat food gathering, mereka sangat
menggantungkan diri pada alam. Dimana daerah yang mereka tempati harus dapat
memberikan persediaan yang cukup untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu
mereka selalu berpindah-pindah.
Sebab mereka hidup berpindah-pindah adalah sebagai berikut:
a. Binatang buruan dan
umbi-umbian semakin berkurang di tempat yang mereka diami.
b. Musim kemarau
menyebabkan binatang buruan berpindah tempat untuk mencari sumber air yang
lebih baik.
c. Mereka berusaha
menemukan tempat dimana kebutuhan mereka tersedia lebih banyak dan mudah
diperoleh.
2. Mereka masih hidup mengembara. Tempat tinggal sementara
di gua-gua. Ada pula kelompok yang tinggal di daerah pantai
3. Mencari makanan berupa binatang buruan dan
tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau danau. Mereka mencari kerang sebagai
makanannya.
4. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil untuk
memudahkan pergerakan dalam mengikuti binatang buruan atau mengumpulkan
makanan.
5. Dalam kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas
kerja, laki-laki pada umumnya melakukan perburuan. Sementara itu, para wanita
mengumpulkan bahan makanan seperti buah-buahan dan merawat anak. Mereka yang
memilih dan meramu makanan yang akan di makan.
6. Hubungan antar anggota sangat erat, mereka bekerjasama
untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari serangan
kelompok lain ataupun dari binatang buas.
7. Populasi pertumbuhan penduduk sangat kecil karena situasi
yang berat, dengan peralatan yang masih sangat primitif membuat mereka tidak
dapat selamat dari berbagai bahaya.
b) Kehidupan Budaya
1. Dengan peralatan yang masih sangat sederhana, mula-mula
bisa membuat rakit, lama kelamaan mereka membuat perahu.
2. Mereka belum mampu membuat gerabah, oleh karena itu,
mereka belum mengenal cara memasak makanan, salah satunya yaitu dengan cara
membakar.
3. Mereka sudah mengenal perhiasan yang sanagat primitif
yaitu dengan cara merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
4. Untuk mencukupi kebutuhan hiudup mereka membuat alat-alat
dari batu, tulang, dan kayu.
5. Pada masa itu mereka memilih untuk tinggal di gua-gua,
dari tempat tersebut ditemukan peninggalan berupa alat-alat kehidupan yang
digunakan pada masa itu, seperti:
– Kapak perimbas, Kapak Penetak, Kapak
genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-alat dari tulang, dll.
c) Teknologi
Teknologi masa food gathering masih
sangat rendah. Hampir semua alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana
sekedar untuk membantu pekerjaan mereka.
2. Masa Bercocok Tanam (Food
Producing) danBeternak
a) Kehidupan Sosial
1. Kehidupan bercocok tanamnya dikenal dengan
berhuma, yaitu teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan
menanaminya. Setelah tanah tidak subur maka mereka akan berpindah ke tempat
lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini
dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya mulai menetapkan
kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan
2. Telah tinggal menetap di suatu tempat, mereka
tinggal di sekitar huma tersebut, dengan cara bercocok tanam dan memelihara
hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah hidup
menetap Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia telah dapat menguasai alam
lingkungan.
3. Dengan hidup menetap, merupakan titik awal dan
perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Dengan hidup menetap,
akal pikiran manusia mulai berkembang dan mengerti akan perubahan-perubahan
hidup yang terjadi.
4. Jumlah anggota kelompoknya semakin besar
sehingga membuat kelompok-kelompok perkampungan, meskipun mereka masih sering
berpindah-pindah tempat tinggal.
5. Populasi penduduk meningkat, usia rata-rata
manusia masa ini 35 tahun.
6. Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh
karena itu di buat peraturan, untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat.
7. Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa,
kuat, dan disegani untuk mengatur para anggotanya.
8. Mereka hidup bergotong royong, sehingga mereka saling
melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b) Kehidupan Budaya
1. Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia
telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
2. Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok
tanam semakin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu
maupun tulang
3. Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam:
Beliung Persegi, Kapak Lonjong, Mata panah, Gerabah,
Perhiasan, Bangunan Megalitikum seperti menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu,
punden berundak, waruga, arca.
c) Teknologi
Pada masa bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba
mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada masa ini terjadi revolusi secara
besar-besaran dalam peradaban manusia yaitu dari kehidupan food
gatheringmenjadi food producing. Sehingga terjadi perubahan
yang sangat mendalam dan meluas dalam seluruh penghidupan umat manusia.
3. MASA PERTANIAN
Ketika ditemukan tanaman padi maka sistem pertanian menjadi
semakin meningkat dan berkembang menjadi sistem persawahan. Mereka juga mulai
memelihara binatang ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
a) Kehidupan Sosial
1. Bertani adalah mata pencahariannya. Mulai membudidayaakan
tanaman dan hewan peliharaan tertentu seperti membudidayakan tanaman padi dan
memelihara kerbau sebagai hewan ternak;
2. Mereka sudah berladang/ bersawah, dalam bekerja mereka
melakukan secara bersama-bersama/ secara gotong royong. Dengan alat pendukung
kapak perunggu yang berfungsi sebagai pacul;
3. Untuk mengisi waktu menunggu musim panen tiba mereka
membuat anyaman dari bambu/ rotan;
4. Mendiami tempat-tempat kecil dengan tujuan untuk
menghindari serangan binatang buas;
5. Mulai mendirikan rumah sebagai tempat berteduh dengan
cara bergotong-royong yang disertai dengan upacara tradisional. Mulai menetap
dalam waktu yang cukup lama. Mereka sudah mengenal pertukangan dengan alat
pendukung berupa kapak beliung yang berfungsi sebagai alat pemotong kayu.
Dengan alat-alat tersebut digunakan untuk mendirikan rumah dengan cara
gotong-royong pula;
6. Muncul ikatan sosial antara masyarakat dan
keluarga;
7. Muncul struktur kepemimpinan di kampung;
8. Mulai digunakan bahasa sebagai alat
komunikasi;
9. Mereka telah memiliki aturan dalam kehidupan masyarakat
guna ketertiban dan rapinya kerjasama dengan cara pembagian kerja;
10. Mereka memiliki kebiasaan untuk menyelenggarakan upacara
secara teratur yang melibatkan orang lain.
b) Kehidupan Budaya dan Teknologi
1. Mereka sudah menetap, dan tinggal di rumah-rumah,
membentuk perkampungan dan hidup sebagai petani;
2. Mereka telah mengenal musim sehingga dapat dipastikan
mereka telah menguasai ilmu perbintangan (ilmu falak);
3. Mereka telah menggunakan alat-alat kehidupan yang halus
seperti kapak persegi, dan kapak lonjong, selain itu juga menggunakan kapak
perunggu, nekara, gerabah serta benda-benda megalitik;
4. Alat-alat yang dibuat dari batu, seperti kapak batu halus
dengan beragai ukuran kapak batu dengan ukuran kecil yang indah digunakan
sebagai mas kawin, alat penukar, atau alat upacara;
5. Kapak-kapak dari logam berupa perunggu memunculkan budaya
megalitik berupa menhir, dolmen, punden berundak, pandhusa, dll;
6. Alat-alat yang dibuat dari tanah liat sangat berhubungan
erat dengan adanya proses kimia, yaitu proses pencampuran tanah liat,
penjemuran, dan teknik-teknik pembakarannya. Gerabah sudah dibuat dengan
warna-warni dan dengan hiasan yang beraneka ragam. Seperti hiasan dari anyaman
kain yang menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah mengenal tulisan.
4. MASA PERUNDAGIAN
a) Kehidupan Sosial
1. Jumlah penduduk semakin bertambah. Kepadatan penduduk
bertambah, pertanian dan peternakan semakin maju, mereka memiliki pengalaman
dalam bertani dan berternak mereka mengenal cara bercocok tanam yang sederhana;
2. Mereka memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan
musim, mereka mulai dapat memperkirakan peristiwa alam dan memperhitungkan
musim tanam dan musim panen;
3. Dengan diterapkan sistem persawahan maka pembagian waktu
dan kerja semakin diketatkan;
4. Dalam masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan
golongan yang terampil untuk melakukan perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu,
gerobak, maupun benda logam. Pertanian tetap menjadi usaha utama masyarakat;
5. Dari segi sosial, kehidupan masyarakat zaman ini semakin
teratur. Contohnya : ada pembagian kerja yang baik berdasarkan kemampuan yang
dimiliki masing-masing individu;
6. Pembagian kerja semakin komplek dimana perempuan tidak
hanya bekerja di rumah tetapi juga berdagang di pasar.
b) Kehidupan Budaya
1. Masyarakat zaman ini telah menunjukkan tingkat budaya
yang tinggi terlihat dari berbagai bentuk benda seni dan upacara yang ditemukan
menunjukkan keterampilan masyarakat perundagian yang tinggi;
2. Zaman ini ditandai dengan pesatnya kemampuan membuat
alat-alat akibat perkembangan teknologi. Mereka menemukan teknologi peleburan
biji logam. Oleh karena itu, semakin banyak manusia yang menggunakan logam
untuk memenuhi perkakas hidupnya;
3. Pada zaman perunggu, orang dapat memperoleh jenis logam
yang lebih keras daripada tembaga, sebab perunggu merupakan logam campuran dari
tembaga dan timah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan manusia pada zaman
ini jauh lebih tinggi. Terbukti masyarakatnya sudah mengenal teknologi
peleburan dan pencampuran logam.;
4. Pada zaman besi, manusia telah menemukan logam yang jauh
lebih keras lagi dimana harus dileburkan pada titik lebur yang cukup tinggi.
Sehingga alat-alat pada zaman ini telah lebih sempurna daripada sebelumnya.
Kemampuan membuat benda-benada jauh lebih tinggi tingkatannya dibandingkan
dengan masa sebelumnya. Teknologi peleburan logam yang digunakan adalah dengan
sistem pemanasan, pencetakan logam, pencampuran logam dan penempaan logam;
5. Pada zaman Perundagian peralatan gerabah masih ditemukan
dengan teknologi yang semakin maju. Hal ini menunjukkan bahwa peranan alat-alat
dari gerabah tersebut tidak dapat digantikan dengan mudah oleh alat-alat dari
dari logam.
c) Teknologi
1. Teknologi dapat dilihat dari pembuatan
alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi teknologi tersebut terlihat pada masa
penggunaan alat-alat dari logam. Hal ini disebabkan karena teknik yang
digunakan untuk membuat alat-alat dari logam tersebut diadopsi dari teknik
membuat logam di daratan Cina;
2. Logam digunakan sebab penggunaan alat bercocok
tanam dari logam lebih efisien selain itu memiliki nilai artistik yang lebih
tinggi jika dibandingkan alat-alat dari batu;
3. Zaman logam disebut juga zaman perundagian
dimana masyarakat telah mampu membuat peralatan dengan teknologi sederhana
dengan bahan baku logam;
4. Teknik yang digunakan pada masa itu adalah
teknik a cire perdue. Caranya sebagai berikut :
1. Benda yang hendak
dibuat, terlebih dulu dibuat dari lilin lengkap dengan segala bagiannya;
2. Model lilin tersebut
kemudian ditutup dengan tanah;
3. Dengan cara dipanaskan
maka tanah tersebut akan menjadi keras, sedangkan lilinnya akan cair dan
mengalir keluar dari lubang yang ada dalam selubung;
4. Jika lilin telah habis
maka logam cair dapat dituang ke tempat lilin tadi;
5. Setelah dingin,
selubung tanah dipecah dan jadilah benda yang kita kehendakai yang terbuat dari
logam.
Budaya Masa Pra-Sejarah Indonesia
Berbicara perkara kehidupan manusia, khususnya
dalam arena prasejarah, tentu tidak akan terlepas dari perkara yang lain yaitu
lingkungan alam dan budaya. Aspek lingkungan ini merupakan salah satu unsur
penting pembentuk suatu budaya masyarakat. Manusia masa prasejarah masih sangat
menggantungkan hidupnya pada alarn, oleh karena itu hubungan yang begitu dekat
antara manusia dengan lingkungan membawa konsekuensi bahwa manusia hams
senantiasa beradaptasi dengan lingkungan yang ditempati, salah satunya tercermin
dari hasil budaya. Untuk mendapatkan penjelasan tentang kehidupan manusia masa
prasejarah maka perlu mengintegrasikan antara tinggalan manusia, tinggalan
budaya, dan lingkungan alamnya. Dengan demikian studi tentang hubungan antara
manusia, budaya, dan lingkungan alam masa prasejarah merupakan topik yang tetap
aktual menarik, dan perlu dikembangkan dalam disiplin ilmu arkeologi.
Nilai-nilai budaya masa prasejarah artinya, konsep-konsep umum tentang
masalah-masalah dasar yang sangat penting dan bernilai bagi kehidupan
masyarakat prasejarah di Indonesia. Konsep-konsep umum dan penting itu hingga
kini masih tersebar luas di kalangan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai budaya
masa prasejarah Indonesia itu masih terlihat dalam bentuk kegiatan-kegiatan
berikut:
1. Mengenal Astronomi
Pengetahuan tentang astronomi sangat penting dalam kehidupan
mereka terutama pada saat berlayar waktu malam hari. Astronomi juga, penting
artinya dalam menentukan musim untuk keperluan pertanian.
2. Mengatur Masyarakat
Dalam kehidupan kelompok masyarakat yang sudah menetap
diperlukan adanya aturan-aturan dalam masyarakat. Pada masyarakat dari
desa-desa kuno di Indonesia telah memiliki aturan kehidupan yang demokratis.
Hal ini dapat ditunjukkan dalam musyawarah dan mufakat memilih seorang
pemimpin. Seorang pemimpin yang dipilih itu diharapkan dapat melindungi
masyarakat dari gangguan masyarakat luar maupun roh jahat dan dapat mengatur
masyarakat dengan baik. Bila seorang pemimpin meninggal, makamnya dipuja oleh
penduduk daerah itu.
3. Sistem Macapat
Sistem macapat ini merupakan salah satu butir dari 10 butir
penelitian J.L.A. Brandes tentang keadaan Indonesia menjelang berakhirnya zaman
prasejarah. Sistem macapat merupakan suatu tatacara yang didasarkan pada jumlah
empat dan pusat pemerintah terletak di tengah-tengah wilayah yang dikuasainya.
Pada pusat pemerintahan terdapat tanah lapang (alun-alun) dan di empat penjuru
terdapat bangunan-bangunan yang penting seperti keraton, tempat pemujaan,
pasar, penjara. Susunan seperti itu masih banyak ditemukan pada kota-kota lama.
4. Kesenian Wayang
Munculnya kesenian wayang berpangkal pada pemujaan roh nenek
moyang. Jenis wayang yang dipertunjukkan adalah wayang kulit, wayang orang dan
wayang golek (boneka). Cerita dalam pertunjukkan wayang mengambil tema tentang
kehidupan pada masa itu dan setelah mendapat pengaruh bangsa Hindu muncul
cerita Mahabarata dan Ramayana.
5. Seni Gamelan
Seni gamelan digunakan untuk mengiringi pertunjukkan wayang
dan dapat mengiringi pelaksanaan upacara.
6. Seni Membatik
Seni membatik merupakan kerajinan untuk menghiasi kain
dengan menggunakan alat yang disebut canting. Hiasan gambar yang diambil
sebagian besar berasal dari alam lingkungan tempat tinggalnya. Di samping itu
ada seni menenun dengan beraneka ragam corak.
7. Seni Logam
Seni membuat barang-barang dari logam menggunakan
teknik a Cire Perdue. Teknik a Cire Perdueadalah cara
membuat barangbarang dari logam dengan terlebih dulu membentuk tempat untuk
mencetak logam sesuai dengan benda yang dibutuhkan. Tempat untuk mencetak logam
sesuai dengan benda yang dibutuhkan. Tempat untuk mencetak logam itu ada yang
terbuat dari batu, tanah liat, dan sebagainya. Pada tempat cetakan itu dituang
logam yang sudah dicairkan dan setelah dingin cetakan itu dipecahkan, sehingga
terbentuk benda yang dibutuhkannya. Barang-barang logam yang ditemukan sebagian
besar terbuat dari perunggu.
Peninggalan masa prasejarah
Peninggalan masa prasejarah Nusantara diketahui dari
berbagai temuan-temuan coretan/lukisan di dinding gua atau ceruk di tebing-tebing
serta dari penggalian-penggalian pada situs-situs purbakala
TUGAS
SEJARAH
CORAK
KEHIDUPAN DAN HASIL-HASIL BUDAYA
MANUSIA MASA PRAAKSARA
Disusun oleh kelompok
Reni anggraini
Mahlail Matusala
Bayu Bimansyah
Erik Munfahir
SMAN 12 KAB TANGERANG